LGBT adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual, transgender. Istilah tersebut kini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, baik itu di dunia maupun di Indonesia. Karena akhir-akhir ini banyak kaum LGBT yang menunjukkan eksistensinya secara terbuka, mereka tidak malu lagi dengan keadaan yang dialaminya. Di tambah, negara Amerika Serikat sebagai negara terkaya dan terkuat di dunia pada tanggal 26 juni 2015 melegalkan pernikahan sejenis dan LGBT. Dengan adanya pelegalan tersebut, kini kaum LGBT merasa terlindungi dan mempunyai hak.
Adapun
penyebab LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) anatar lain:
1.
Pendampingan
Orangtua
Menurut Sigmund Freud,
tahap ketiga yaitu tahap phallic (3-6 tahun) anak terikat dengan orangtua dari
jenis kelamin yang berlawanan dan kemudian mengidentifikasikan dengan orangtua
yang berjenis kelamin sama. Jika orang tua tidak melakukan pendampingan atau hanya
Ayah/Ibu saja yang mendampingi maka anak akan mengalami problem seksual.
2.
Peran
Orangtua
Porsi peran antara
Ayah dan Ibu harus sama, tidak boleh salah satu saja yang mendominasi
hari-harinya.
3.
Trauma
Pengalaman yang
menakutkan akan menjadi trauma. Misalnya kekerasan yang dilakukan Ayah kepada
Ibu kemudian terjadi perceraian. Anak melihat bagaimana Ayahnya melakukan
kekerasan kepada Ibunya dan timbullah rasa benci anak perempuan tersebut kepada
Ayahnya dan berujung membenci sosok laki-laki yang menyebabkan anak tersebut
menjadi lesbian.
4.
Lingkungan
dan Pergaulan
Erik H. Erikson menekankan
pengaruh sosial dalam perkembangan kepribadian. Dapat dijabarkan bahwa
lingkungan tempat tinggallah yang mempengaruhi anak menemukan jati diri mereka.
Jika anak tinggal dengan kaum LGBT maka ada kemungkinan anak tersebut akan
terpengaruh. Pergaulan antara teman sebaya yang berjenis kelamin sama juga merupakan
penyebab LGBT, karena terlalu dalam hubungan pertemanan mereka yang dirasa
teman sejenisnya itu yang paling bisa mengerti dan menyayangi dia kemudian
pertemanan tersebut berujung hubungan yang menyimpang.
5.
Moral dan
Akhlak
Seorang yang
mempunyai moral dan akhlak yang baik tentu saja tidak melanggar norma yang ada
pada masyarakat dan ajaran agama yang dianut. Karena pada hakekatnya manusia sudah mempunyai khodrat masing-masing
dan seharusnya mensyukuri apa yang sudah diberikan-Nya.
Di
Indonesia sendiri masalah LGBT masih menjadi kontroversi, ada beberapa pihak
yang mendukung dan ada juga yang menentang keras keberadaan kaum LGBT.